“Din, datang ya ke resepsi pernikahanku, tgl 16 Mei 09 nanti!” sebuah offline message Yahoo! Messenger masuk sekitar akhir April 2009.
“Tuh, aku tag juga undangannya di facebook!” lanjutnya lagi.
Yup! Yolla Chintya, teman lama, di SMPN 1 dan SMAN 1 Bogor, mengundangku di acara pernikahannya. Lama aku tidak berjumpa Yolla sejak kami lulus 1993. Yolla melanjutkan karir menjadi pramugari dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan penerbangan di Dubai. Alhamdulillah, ternyata jodohnya pun –meski berasal dari Indonesia- juga bekerja di perusahaan yang sama. Aku menduga, pernikahan itu akan dilaksanakan di Dubai, tempat dimana dia bekerja sekarang.
Mengundang ke Dubai? Tidak mungkin lah aku bisa hadir!
Segera aku lihat undangan yang di-tag itu. Ternyata resepsi diadakan di Bogor, tepatnya di Sport Club Taman Padjadjaran. Segera aku tandai tanggal itu. Alhamdulillah, tanggal tersebut aku belum ada acara, meski sebelumnya ada jadwal pelatihan supervisor namun acara itu batal, sehingga insyaallah aku hadir.
16 Mei 2009
Sebenarnya ada 2 undangan untukku hari itu. Yang pertama, undangan informal jam 10.00 pagi di Gang Selot, acara ngumpul-ngumpul yang diprakarsai oleh Colino dan Erlan. Ingin rasanya aku datang ke acara itu. Maklum acara ngumpul-ngumpul seperti itu pasti akan selalu menyenangkan. Namun karena pagi itu aku ada sesuatu yang harus dilakukan bersama keluarga, maka aku batal hadir. Yang kedua, tentunya undangan formal resepsi pernikahan Yolla dan Hans. Untuk acara undangan resepsi ini aku sudah berjanji untuk hadir.
Malam itu aku dan keluarga bersiap-siap. Standar pakaian kondangan, batik dan celana warna gelap. Tak lupa aku menghubungi Ntik (Paramashanti) yang kebetulan sedang berada di Indonesia. Jauh-jauh hari memang kami sudah janjian akan datang bersamaan ke resepsi pernikahan Yolla. Jam 19.30 aku dan keluarga menjemput Ntik. Karena jarak yang sangat dekat, tidak sampai 5 menit, kami sudah tiba di tempat resepsi pernikahan itu.
Aku mengira, resepsi ini akan diadakan di sebuah gedung pertemuan. Namun dugaanku meleset. Ternyata wahana Sport Club disulap menjadi sebuah konsep resepsi pernikahan. Kolam renang menjadi pusat area resepsi, dihiasi bunga yang mengambang di atasnya, sementara lilin-lilin kecil berjejer melingkari pinggir kolam renang. Singgasana mempelai terdapat di ujung kanan, hiburan musik organ dan gitar terdapat di pojok dekat pintu masuk resepsi. Para tamu dipersilakan mengitari kolam sambil menikmati hidangan dan musik yang ditayangkan.
Aku dan keluarga, juga Ntik dan putrinya (Aya) segera menghampiri mempelai untuk memberikan selamat. Kedua mempelai tampak bahagia, senyum terus, dan tak berhenti mematut gaya untuk berfoto. Kamipun berfoto sebentar, kemudian –tentunya- makan.
“Ayo, ke sebelah sana makannya!” ujar Yolla. “Ada makanan Gang Selot, lho!”
Makanan Gang Selot? Oh, mungkin makanan sejenis yang ada di Gang Selot, bukan pedagang Gang Selot yang dibawa kesini, pikirku.
Namun dugaanku meleset. Aku kaget ketika pertama kulihat Mamang Doclang yang biasa mangkal di Gang Selot.
“Lho, Mang, kok disini?” tanyaku dalam bahasa Sunda.
“Iya, Neng, banyak kok yang lain, tuh ada siomay, toge goreng, es doger, es kelapa jeruk juga.” Jawab si Mamang Doclang.
Benar saja, aku melihat Abang Siomay, Mamang Toge Goreng, Bapak Tua Es Kelapa Jeruk, Mamang Es Doger, dan beberapa pedagang informal lain yang mangkal di Gang Selot. Yang tidak ada di resepsi itu adalah Warung si Joni! He..he..tentu saja tidak ada. Ngapain di resepsi pernikahan ada warung kelontong!
Satu per satu aku nikmati hidangan Gang Selot itu. Tak biasanya aku makan sebanyak itu di malam hari. Namun ini hidangan Gang Selot, tak mungkin aku lewatkan. Seolah balas dendam karena siang harinya aku batal menghadiri undangan ngumpul dari Erlan dan Colino di Gang Selot. Kucicipi doclang, siomay, toge goreng, es jeruk kelapa dan es doger. Tak peduli lagi aku dengan janji diet di malam hari. Hidangan Gang Selot membuatku luluh. Terima kasih Yolla dan Hans karena menghadirkan konsep unik di resepsi pernikahannya berupa hidangan Gang Selot.
Beberapa teman pada saat itu aku temui, selain Ntik, ada Assa Juliati Fumike, Linda, dan Tia. Sebelumnya beberapa teman juga hadir, namun segera undur diri karena ada keperluan lain. Sekilas reuni kami lakukan di sana, berfoto, ngobrol, dan tentu saja reuni dengan hidangan Gang Selot. Aku bersyukur, meski batal menghadiri acara ngumpul di Gang Selot, namun malam ini hidangan Gang Selot aku nikmati juga.
Untuk Yolla dan Hans, selain ucapan terima kasih atas konsep Gang Selotnya, aku dan keluarga mengucapkan selamat menempuh hidup baru, insyaallah sakinah, mawaddah, warahmah, dan “cetaklah” putra putri saleh dan salehah penerus agama dan bangsa. Amin.
Bogor, 16 Mei 2009 – sakinah, mawaddah, warahmah untuk Yolla dan Hans.
Sabtu, 16 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)